Marshanda…

Siapa tak kenal artis yang sejak cilik udah jadi artis wara wiri di layar kaca.
Sebagai bintang iklan yang ikonnya anak cerdas, sebagai bintang sinetron yang tayang setiap hari sejak tahun 90-an.
Ternyata aslinya, meskipun sudah sangat terkenal dan memiliki segala kelebihan, marshanda memiliki sifat pendiam dan sedikit minderan. Tentu tidak ada yang percaya bila itu bukan berasal dari pengakuan marshanda sendiri, demikian disampaikan pada acara hitam putih yang dipandu dedy corbuzier yang tayang pada senin 14 maret 2016 lalu.
Berkaca dari perjalanan hidup marshanda, secara objektif tidak dapat dipungkiri dan dimaklumi yang pada akhirnya kelebihan dan kekurangan diberi Allah pada setiap makhluk-Nya terbukti Allah maha adil. Keberadaan dan ketiadaan diberikan satu paket, ternyata kepuasan manusia sangat relatif.
Ada yang menarik untuk disimak, misalnya bagaimana marshanda memandang haters, dengan sudut pandangnya memberi ruang bagi para haters untuk menyampaikan pendapatnya. Dan menganggap para haters hanyalah orang2 yang mengalami persoalan dengan dirinya sendiri dan menikmati rasa puas ketika bisa mencela atau mendiskreditkan orang lain, secara tidak langsung tekanan akibat persoalan hidupnya terlupakan… hehehe mungkin ada benarnya.
Ada yang menarik, ketika hater marshanda menyebutkan marshanda iri dan membandingkannya dengan agnes mo, marshanda merasa minder dan menyanjung agnes mo sedemikian rupa dan merendahkan dirinya.
Padahal marshanda lupa, no body is perfect. Sebagai penggemar marshanda saya cukup prihatin, seorang anak multy talenta seorang marshanda harus melewati jalan hidup yang cukup pahit dan berat.
Sebenarnya perlu disadari Allah punya maksud memberikan jalan hidup demikian bagi marshanda, namun kita belum.tahu hikmah dibalik semua peristiwa. Tergantung potensi hati yang mana yang lebih kuat menariknya, apakah Fujuraha atau Taqwaha. Semua berpulang ke diri yang bersangkutan. Yang perlu disadari setiap penyakit ada obatnya kecuali tua dan kematian, dimana ada kemauan disitu ada jalan, fitrah manusia mencari ketenangan adalah mengikuti petunjuk yang membuatnya. Bila peralatan elektronika aja diproduksi diperlengkapi dengan manualnya, apalagi manusia yang diciptakan sebagai khalifah di muka bumi, sudah jelas2 dinyatakan potensi manusia sangat besar dan hanya baru digunakan sebesar 15 sampai dengan 20 persen. Maka untuk meng-optimalkan potensi ini kembalilah ke Al-quran. Pelajari Al-quran, insya Allah potensi diri akan berkembang sejalan dengan fitrahnya.

Tinggalkan komentar